Kenaikan Harga Sembako di Awal Tahun 2025, Warga Keluhkan Beban Hidup Meningkat

Awal tahun 2025 diwarnai dengan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang dirasakan memberatkan banyak warga. Di beberapa pasar tradisional, harga beras premium melonjak dari Rp13.000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram. Begitu pula dengan minyak goreng yang kini dijual rata-rata Rp20.000 per liter, naik dari sebelumnya Rp16.000. Kondisi ini memicu keluhan masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke bawah.

Kenaikan Harga di Pasar Tradisional dan Modern

Sejumlah pedagang di Pasar Senen, Jakarta, mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah berlangsung sejak Desember 2024 akibat tingginya permintaan menjelang liburan akhir tahun. Namun, memasuki Januari 2025, harga-harga belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Santi (42), seorang ibu rumah tangga di Jakarta Timur, mengaku harus mengatur ulang anggaran belanja rumah tangga.
“Harga bahan pokok makin mahal, sementara penghasilan suami saya tidak naik. Kalau begini terus, mau tidak mau harus mengurangi belanja yang lain,” keluhnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh pedagang makanan kecil yang harus menyesuaikan harga jual produknya. Agus (35), pedagang gorengan, mengatakan bahwa kenaikan harga minyak goreng menjadi tantangan besar.
“Minyak goreng itu kebutuhan utama buat saya. Kalau terus naik, saya bingung mau jual gorengan dengan harga berapa lagi supaya tetap laku,” ujarnya.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga

Menurut Kementerian Perdagangan, beberapa faktor utama penyebab kenaikan harga sembako adalah:

  1. Gangguan Cuaca Ekstrem: Fenomena cuaca ekstrem seperti El Nino menyebabkan penurunan produksi pangan di beberapa daerah penghasil. Berkurangnya pasokan beras lokal menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
  2. Kenaikan Harga Impor: Indonesia masih mengandalkan impor untuk beberapa kebutuhan pokok seperti gula dan kedelai. Kenaikan harga di pasar internasional akibat gangguan logistik global turut memengaruhi harga di dalam negeri.
  3. Tingginya Permintaan Musiman: Permintaan tinggi selama liburan akhir tahun hingga awal tahun biasanya menyebabkan lonjakan harga bahan pokok.

Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Kenaikan Harga

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional telah mengumumkan beberapa langkah untuk menekan kenaikan harga sembako. Salah satunya adalah dengan menggelar operasi pasar murah di sejumlah daerah. Operasi pasar ini bertujuan untuk menyediakan bahan pokok dengan harga subsidi bagi masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, pemerintah juga berencana meningkatkan pasokan beras melalui impor dari Thailand dan Vietnam untuk menstabilkan harga di pasar domestik. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Rina Hariani, mengatakan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan harga sembako di pasar tradisional maupun modern.
“Kami memastikan pasokan bahan pokok tetap tersedia. Pemerintah juga bekerja sama dengan Bulog untuk mempercepat distribusi beras cadangan ke berbagai daerah,” jelasnya.

Reaksi Masyarakat dan Harapan ke Depan

Masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga sembako, terutama beras dan minyak goreng yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga. Banyak pihak juga meminta pemerintah untuk lebih transparan dalam mengelola cadangan pangan nasional agar tidak terjadi kekurangan pasokan di kemudian hari.

“Harapan kami sederhana, harga kembali normal dan stabil. Kalau begini terus, yang susah pasti masyarakat kecil,” ujar Rohman (53), seorang buruh harian di Surabaya.

Sementara itu, beberapa ahli ekonomi menyarankan agar pemerintah memprioritaskan investasi dalam sektor pertanian dan memperkuat infrastruktur distribusi pangan. Dengan begitu, Indonesia dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pokok dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Leave a Comment